Jatuh Empat Kali Bangkit Lima Kali

Aku adalah seorang yang lahir dari keluarga kurang mampu. Ayah seorang buruh tani dan ibu seorang IRT (Ibu Rumah Tangga). Kini ibu telah kembali kepada Sang Pemilik. Memiliki 4 bersaudara, Kakak dan 2 adik perempuan. Ketika berumur 27 tahun aku memutuskan untuk menikah. Kami memiliki keluarga kecil dan bertempat tinggal di Peureulak.

Pertama kali aku mengikuti CPNS pada tahun 2017 di Banda Aceh. Melamar sebagai penjaga tahanan di Kemenkumham. Iseng-iseng ingin mencoba, padahal tinggi hanya 148 M. tetapi tetap ingin ikut melamar karena ingin mencoba dan ingin tahu gimana rasanya ikut CPNS di Banda Aceh. Ya hasilnya tentu gagal karena tak memenuhi syarat.

Tahun 2018 kembali dibuka CPNS, aku melamar lagi. Kali ini aku melamar di Kemendikbud sebagai Tenaga Lab Bahasa Indonesia. Pelamaran kali ini juga sebagai ajang coba-coba. Administrasi lulus tahap awal namun pada tahap selanjutnya aku memilih mundur karena formasi yang diminta hanya 1 orang aja sementara puluhan bahkan ratusan pelamar yang lulus tahap awal.

Tahun 2019 kembali dibuka CPNS di Kementerian Agama Formasi Guru Bahasa Indonesia. Pada saat itu jumlah formasi yang dimintak lumayan banyak yaitu sekitar 99 orang. Kali ini saya bersungguh-sungguh mengikuti seleksi. Dari mulai pendaftaran aku sangat hati-hati hingga mengikuti ujian. Persiapan mengikuti ujian sudah aku persiapkan jauh-jauh hari. Setiap hari saya belajar, sambil menjaga warnet sebagai pekerjaan sampinganku saat itu. Aku terus belajar walau hanya dengan belajar otodidak. Membeli buku-buku CPNS dari teman yang juga mengikuti ujian CPNS dan mempelajari pengalaman abang leting yang pernah mengikuti ujian juga. Alhamdulillah saya dinyatakan lulus seleksi administrasi.

Tiba saatnya ikut ujian di Banda Aceh. Aku berangkat dengan teman ke Banda Aceh. Kami patungan bersama-sama mulai perjalanan dan penginapan. Hari ujian telah tiba, meski melalui hari yang sangat gugup saya tetap berusaha tenang. Pada saat itu aku memperoleh nilai yang nyaris mencapai Passing Grade hanya TIU yang kurang saat itu.

Banyak peserta yang tidak mencapai PG saat itu hingga dibuat perangkingan dari nilai tertinggi ke terendah. Alhamdulillah Saya termasuk dalam perangkingan dan terpilih untuk ikut ujian SKB di Banda Aceh kembali. Orang tua, suami, kakak dan adik-adik sangat bahagia. Tidak lupa juga rekan kerja juga ikut bahagia. Dan turut mendoakan agar kelancaran dan kelulusan di tahap SKB. Jadwal ujian SKB sudah diumumkan. Untuk ujian kali ini aku berangkat sendiri ke Banda Aceh tanpa ada teman dan pendamping. Sampai di Banda Aceh, Aku dijemput teman yang sudah janjian. Aku menginap di kos-kosan milik teman semasa SMA.

Keesokan hari dia membantu mengantar ke lokasi ujian. Sesampainya di sana banyak sekali yang harus dipersiapkan untuk ikut ujian tersebut. Tes ujian SKB meliputi: Psikotes, Praktek Kerja dan Wawancara. Ujian Psikotes dilaksanakan secara manual dan berjalan lancar. Keesokan harinya ujian Praktek Kerja dimulai. Aku berangkat dengan GRAB tanpa ditemani teman lagi. Ujian Praktek kerja dan wawancara pun usai. Aku berangkat pulang ke Peureulak dan berterima kasih kepada teman yang membantu selama mengikuti ujian.

Hari-hari pun berlalu, dan pengumuman CPNS akan diumumkan. Jantung berdetak sangat kencang dan doa tiada henti dipanjatkan. Ketika melihat pengumuman hatiku hancur dan tidak bisa berkata-kata lagi. Aku menangis sejadi-jadinya,  merasa hancur dan sangat terpukul karena tidak lulus. Nilai yang saya peroleh hanya kurang 2 angka saja. Setiap hari air mata selalu mengalir dan selalu merenung kenapa aku bisa gagal. Padahal aku terus belajar dengan sungguh-sungguh dan ujian pun aku dapat menjawabnya. Kepada tidak lulus ya Allah dalam hatiku selalu bertanya.

Suami terus menasehati dan memberi dukungan untuk ikhlas. Mungkin kali ini bukan rezekiku, Allah telah merencanakan rezeki yang lain.

Saat itu sulit bagiku untuk mengiklaskan semuanya. Aku merasa hancur dan sehancur-hancurnya. Karena dukungan suami yang begitu besar dan telah mencoba memperbaiki dimana kekurangan dan kesalahanku pada tes-tes sebelumnya. Waktu demi waktu berlalu hingga akhirnya aku mengikhlaskan semua yang Allah takdikan. Dan aku yakin Allah punya rencana yang lebih indah dari ini.

Tahun 2020 kembali dibuka CPNS. Semangat juangku tidak pudar. Kali ini aku mengikuti CPNS di Pemerintah Aceh Timur dan melamar kembali di bidang formasi Guru Bahasa Indonesia. Kalau melamar CPNS di daerah bisa pilih lokasi penempatan tugas kelak. Aku memilih lokasi penempatan di SMPN 4 Julok. Namun, aku tidak dapat melihat jumlah pelamar di sekolah tersebut. Tak kusangka ternyata sekolah tersebut rupanya memiliki jumlah pelamar terbanyak di banding sekolah lain. Otomatis sainganku juga banyak saat itu. Kalau tidak salah sekitar 80 peserta.

Seperti biasanya aku pantang menyerah, kembali belajar untuk berjuang mengikuti ujian. Ujian CPNS tahun 2020 dilaksanakan di Lab UIN Cot Kala Langsa. Pada ujian tersebut aku lulus PG dan memperoleh peringkat 8. Sedangkan yang dibutuhkan hanya 1 orang. Untuk melanjutkan ujian SKB harus kelipatan 3 yang dibutuhkan maka tahun 2020 juga aku gagal lulus kembali. Kesedihan menyelimuti tahun itu, merasa kenapa belum juga diberikan kelulusan. Padahal sudah PG tapi tidak juga bisa lulus.

Tidak larut dalam kesedihan, aku tetap optimis berjuang dan berharap ditahun selanjutnya bisa memiliki kesempatan lagi. Semangat ingin merubah nasib tetap tertanam di dada. Ingin membanggakan kedua orang tua, dan ingin membantu orang tua kelak di kala menjadi sukses. Suamiku pun tiada henti memberikan dukungan.

“ Semangat dek …. , Insya Allah kamu akan lulus CPNS, orang lain saja tidak bisa lulus PG tapi kamu mampu, kita ikut tahun depan ya !” Tuturnya.

“Aamiin… aamiin ya Allah!” jawabku.

Tahun 2021 tahun perdana dibukanya PPPK. Saat itu aku mulai mencari berita pembukaan CPNS. Namun tidak kutemukan, diberitakan tahun 2021 akan dibuka PPPK yang bisa melamar harus yang sudah bekerja minimal 2 tahun kerja. Disitulah aku kembali bersedih dan menangis setiap hari. Sedangkan saat itu aku tidak mengabdi di Sekolah. Aku malah mengabdi di KUA, bekerja diluar jalur ijazah yang kumiliki. Aku berpikir ijazah sudah punya harusnya bisa kerja dimana saja.  Namun pemeritah merubah regulasi dan membuat regulasi baru. Bahwa tidak ada lagi CPNS yang ada hanyalah PPPK.

Padahal Persiapan perang sudah ku persiapkan dari awal. Dengan mengikuti bimbel dan berharap bisa lulus di tahun 2021. Karena regulasi berubah maka tiada guna semua yang sudah ku pelajari. Aku merasa sangat sedih karena tidak memiliki kesempatan untuk mengikuti PPPK.

Teman sebangku kuliah berkesempatan mengikuti PPPK. Di tahap I tidak ada seorang pun dari mereka yang lulus. Di tahun yang sama yaitu tahun 2021 kembali dibuka Tahap II PPPK di Pemerintah Aceh Timur. Hanya 2 temanku yang lulus PPPK saat itu. Aku merasa sedih tidak memiliki kesempatan untuk ikut. Pikiran tidak menentu, sedih, dan mencoba tenang. Aku berpikir tidak mungkin selalu bekerja di luar bidangku.

Aku mengambil keputusan untuk mengabdi di sekolah. Mencari lowongan pekerjaan pada teman-teman seangkatan kuliah dan sekitaran tempat tinggalku. Tidak lama kemudian teman memberi informasi lowongan di Pesantren Nurul Ulum Peureulak. Aku melamar pekerjaan disana. Setelah melalui berbagai tes. Aku dinyatakan lulus di Pesantren Nurul Ulum Peureulak tersebut. Aku mulai mengajar, belajar dan membuka buku-buku masa kuliah untuk keperluan mengajar di kelas.

Akhir Tahun 2022 dibuka pendaftaran PPPK di Kementerian Agama. Formasi Guru Bahasa Indonesia dibutuhkan sebanyak 113 orang. Aku sangat bahagia dan bersyukur memiliki kesempatan mengikuti PPPK. Aku berusaha melamar dengan sangat hati-hati dan teliti. Mulai dari pendaftaran dan penyiapan berkas-berkas yang dibutuhkan. Saat itu banyak sekali cobaan yang datang mulai dari pendaftaran sampai mengikuti ujian.

Saat pengumuman pendaftaran sudah keluar, aku dinyatakan lulus administrasi. Saat itulah Aku mulai persiapan belajar siang dan malam, membagi waktu dengan sangat baik dalam Bulan Ramadhan tersebut. Bangun pukul 04.00 wib untuk menyiapkan makan sahur, setelah itu membangunkan suami dan makan bersama. Sambil menunggu azan subuh aku sempatkan untuk belajar. Sesudah azan subuh aku segera shalat subuh dan berdoa dan melanjutkan belajar sebentar lalu kembali tidur sebentar untuk memulihkan staminaku.

Seperti pada umumnya rutinitas seorang IRT mulai dari menyuci piring, menyapu, dan menjaga anak. Saat pukul 13.00 wib tiba, aku biasakan anak-anakku untuk tidur. Saat itulah, aku kembali belajar selama 2 jam atau 3 jam. Pukul 16.00 wib saya menyiapkan menu-menu berbuka puasa. Setelah berbuka puasa dilanjutkan shalat tarawih dan mulai belajar lagi sebelum tidur. Begitulah setiap hari keseharianku di Bulan Ramadhan. Tidak lupa pula  didalam shalat ku kirimkan doa-doa kepada Allah agar senantiasa dipermudahkan segala urusanku.

Senin 2 April 2023 tepat pukul 23.00, aku bersama 5 temanku berangkat ke Banda Aceh untuk mengikuti ujian. pukul 04.00 kami tiba di Beureunun untuk sahur. Aku meminta restu dan doa dari ayah melalui sambungan telepon.

“Abi … Kakak telah berangkat ke Banda Aceh dan sekarang telah sampai di Beureunun, besok Kakak akan mengikuti Ujian PPPK, Doakan Kakak lulus ya Abi..!” Tuturku.

“Iya … Selalu abi doakan. Semoga kakak lulus aamiin! Jawab Abi

Setelah sahur kami melanjutkan perjalanan hingga tiba waktu subuh. Kami berhenti di Masjid Jamik Baitul Muttaqin Seulawah. Setelah selesai shalat subuh kami melanjutkan perjalanan lagi. Saat hampir dekat dengan Aula Hotel Amel, kami mencari Masjid untuk mengganti pakaian hitam putih. Tanpa menunggu lama setelah siap berganti pakaian lanjutkan perjalanan.

Pukul 08.30 waktunya sesi 2 dan itu merupakan sesi ujianku. Disitulah aku mulai gugup setengah mati. Tapi aku berusaha tetap tenang dan terus berdoa berserah kepada Allah. Setelah 2 jam aku menunggu dan menjalani pemeriksaan. Barulah aku dan peserta lainnya masuk ke ruang ujian dengan tertib.

Dengan mengucapkan bismillah dan membaca doa aku mulai menjawab soal secara perlahan. Setiap soal yang ku jawab selalu kusertai dengan mengucap bismillah. Aku mulai merasa lelah dan tidak fokus karena dalam keadaan berpuasa dan tidak tidur semalaman. Namun aku berusaha untuk tetap fokus menjawab soal ujian.

Setelah menekan tombol selesai ujian munculnya nilai sebagai berikut, Nilai Teknis: 198, Manajerial : 84, Sosiokultural : 90 dan wawancara 34. Saat melangkahkan kaki keluar seketika air mataku menetes karena nilai teknisku tidak cukup. Nilai teknis yang dibutuhkan 225. Sedangkan aku hanya dapat 198. Segera kuraih telpon genggangku untuk memberi kabar pada suami.

“Abang …. Nilai adek tidak cukup lagi, padahal sedikit lagi!” tuturku sambil menangis

“ Ya udah …. ambil tas pulang aja! “ Jawab suami sambil tertawa manja, mencoba menghiburku.

Ketika menunggu temanku yang lain, aku berbincang dengan peserta-peserta ujian yang dari daerah lain. Saling bertanya nilai dan mereka berujar bahwa nilaiku termasuk tinggi. Aku merasa heran kenapa mereka mengatakan begitu. Mereka memberitahukan bahwa nilai Teknis Guru salah diisi pada sistem hingga perkaliannya salah. Yang seharusya dikalikan 5 tetapi dikalikan 3. Sehingga nilai teknis bukan kelipatan 5 tetapi kelipatan 3.

Bila dikalikan 5 maka aku telah lulus PG dengan nilai mencapai 538. Aku masih mendengar berita belum tahu kepastian berita itu. Aku terus berdoa sepanjang perjalanan pulang dan tiada henti memohon kepada Allah semoga berita itu benar adanya.

Atas kuasa Allah ternyata berita tersebut benar adanya. Dan aku pun dinyatakan lulus pada ujian tersebut. Tetapi semua belum usai masih ada ujian Moderasi Beragama yang membutuhkan 40% sebagai penambah nilai teknis. Persiapan ujian moderasi beragama akan segera dilaksanakan aku berusaha belajar di Youtube meski materi yang ada tidak banyak.

Kamis, 13 April 2023 aku mengikuti ujian moderasi beragama di MTsN 2 Aceh Timur. Soal-soal yang muncul diluar prediksiku. Walau demikian aku mencoba menjawab sebisa mungkin. Tanpa terlupakan doa-doa selalu aku layangkan kepada sang Khaliq.

Pada ujian ini aku memperoleh nilai 125. Dengan nilai tersebut otomatis mencukupi nilai teknisku. Setelah kedua ujian selesai, aku terus berdoa dan berserah diri kepada Allah. Memohon kepada Allah semoga tahun ini menjadi tahun yang membahagiakan.

Tanggal 28 April 2023 merupakan hari pengumuman kelulusan. Tepat pukul 11.05 wib pengumuman muncul di ig @kemenag_ri. Segera ku lihat pengumuman yang ada dengan penuh kegugupan didampingi suami. Tanpa menunggu lama aku buka file tersebut dan mencari no peserta ujian, tertulis nama JULIANI di urutan no.1 sebagai Ahli Pertama – Guru Bahasa Indonesia Kanwil Kemenag Provinsi Aceh.

Aku menangis sejadi-jadinya, bersujud syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada suami yang selalu mendoakan dan mendukungku selama ini. Serta orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan keberhasilanku. Malam itu menjadi malam yang paling membahagiakan seperti mimpi. Allah Maha Adil, Maha Mengasihi hamba-Nya yang selalu ikhlas, sabar dan terus berusaha.

“Allah maha mendengar semua doa-doa hamba-Nya. Selalu berprasangka baik kepada Allah karena Allah memberikan Apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan”.

“Ketika Allah mengatakan “Kun fayakun “ jadi maka jadilah. Maka tidak ada yang tidak mungkin”.

“Pergunakanlah kesempatan sebaik-baiknya. Karena kesempatan tidak datang dua kali. Berusaha semaksimal mungkin, dan tidak lupa doa-doa selalu dilayangkan kepada Rabbi serta Ridha kedua orang tua”

 “Allah tidak akan mengubah nasib seorang hamba, jika seorang hamba itu tidak berusaha mengubahnya”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *