“MIN” Dalam Pikiran Ali

Saya guru Bahasa Arab di MTsN 1 Aceh Timur. Setiap semester baru saya mendapat tugas mengajar di kelas VII. Dalam satu kelas ada siswa alumni SD dan juga ada alumni MIN. Salah satu materi yang harus saya ajarkan pada pertemuan pertama adalah Ta’aruf ( perkenalan). Tentu saya harus mengajarkan cara memperkenalkan diri, nama, asal, ungkapan dan kata sapaan lainnya terkait materi ta’aruf.

Setelah saya jelaskan, saya tanyakan pada mereka apakah sudah paham. Serentak menjawab paham buk. Lalu saya memprakteklan langsung dialog perkenalan yang telah dipelajari tadi. Dialog ta’aruf pun berlangsung antara saya (guru) dengan siswa.

Guru  : Assalamualaikum
Siswa : waalaikumussalam
Guru  : kaifa Haluk (apa Kabar)
Siswa : Bikhairi walhamdulillah (baik- baik saja)
Guru. : Ma ismuka ? (namamu siapa)
Siswa : ismi Muhammad (nama saya Muhammad)
Guru. : Min Aina anta ? (kamu dari mana?)
Siswa : Ana min Lampoh Rayeuk ( saya dari Lampoh Rayeuk)
Guru. : Wa anta ma ismuka ? (dan kamu, siapa namamu?)
Siswa : ismi Ali Akbar ya ustazah
Guru. : Min Aina anta ya Ali ?
Siswa : Saya bukan dari Min buk tapi dari SD
Guru. :…..???

Dengan tersenyum saya mencoba menjelaskan kembali pemakaian kata ” min ” yang digunakan untuk menanyakan asal tempat tinggal  misal dari Bantayan ataupun dari Peulalu bukan MIN yang merupakan kepanjangan dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri. Saya coba bertanya lagi , ” min Aina anta ya Ali?  Ali pun tetap menjawab dengan suara keras ” saya dari SD Bantayan bukan dari MIN buk “. Guru. ?????

Kelas jadi riuh seketika. Belpun berbunyi. Saya ucapkan salam. Saya berjalan menuju kantor sambil tersenyum.

Perlu kesabaran dalam menjalankan tugas mulia.

Berilah pemahaman bagi siswa – siswaku ya Allah.

Penulis: Nuraini, S.Ag

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *